cover
Contact Name
Dr. Laili Rahayuwati, PH
Contact Email
lailirahayuwati5@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
novita.trivita@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Media Karya Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 26219026     DOI : -
Core Subject : Health,
Media Karya Kesehatan merupakan artikel hasil dari Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, atau kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan Pengabdian pada Masyarakat. Jurnal ini terbit 2 x dalam setahun yaitu Mei dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan" : 10 Documents clear
Pendidikan dan Promosi Kesehatan tentang Pencegahan Penyakit Kanker melalui Pilihan Jajan pada Siswa - Siswi Sekolah Dasar serta mengenali Potensi Masyarakat dalam Peningkatan Kesehatan Laili Rahayuwati; Ikeu Nurhidayah; Kusman Ibrahim; Dyah Setyorini
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.094 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18632

Abstract

 Wilayah Arjasari, Kabupaten Bandung merupakan suatu daerah yang dikelola oleh Universitas Padjadjaran. Berdasarkan observasi, banyak ditemukan penjaja makanan di sekitar Sekolah Dasar menjajakan makanan tidak higienis, baik dari segi kualitas, dan kandungan makanan. Tujuan pengabdian masyarakat di wilayah Sekolah Dasar dalam rangka memberikan Pendidikan dan pendampingan dan untuk menyadarkan masalah yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pengabdian pada masyarakat (PPM) telah dilaksanakan di Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung dari tanggal 1 Desember 2017 sampai 12 Januari 2018. Sasaran dari kegiatan PPM ini merupakan siswa – siswi kelas empat, lima, dan enam SD Negeri Lebakwangi, Kabupaten Bandung. Kegiatan PPM ini meliputi persiapan, pretest siswa, Focus Group Discussion (FGD) , poster video, power point, demonstrasi, dan permainan, serta melakukan posttest di akhir kegiatan.Secara garis besar, kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan yang dilakukan berhasil meningkatan pemahaman siswa - siswi kelas empat, lima, dan enam SD Negeri Lebakwangi 1 terhadap penyakit kanker (bahaya serta pencegahannya). Indikator keberhasilan ini dilihat dari hasil pre-test dan post-test siswa - siswi yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan mengenai kanker. Simpulan adalah Pendidikan kesehatan mampu sedikit meningkatkan kesadaran dan kemampuan siswa siswi dalam hal pencegahan kanker. Saran perlu dilakukan kegiatan Pendidikan yang bersifat regular untuk meningkatkan pengetahuan, sikap sekaligus perilaku siswa siswi dalam pencegahan kanker melalui pilihan makanan jajan. Kata kunci: Pencegahan kanker, manakan jajan
Pelatihan Perencanaan Diri Terhadap Orientasi Masa Depan Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Nur Oktavia Hidayati; Efri Widianti; Aat Sriati; Titin Sutini; Imas Rafiyah; Taty Hernawaty; Suryani S
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.011 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18460

Abstract

Remaja adalah kelompok beresiko mengalami masalah kesehatan, sesuai tahap perkembangannya, remaja berada pada masa transisi, pencarian identitas diri, apalagi khusus untuk remaja yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), selain mereka terisolasi dari lingkungan luar, kurangnya dukungan keluarga menyebabkan berbagai masalah seperti perasaan tidak berharga, malu dan kurang percaya diri, putus asa dengan masa depannya sehingga sangat diperlukan perhatian dan dukungan dalam merencanakan diri untuk masa depan mereka. Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah membantu anak didik lapas (andikpas)  untuk meningkatkan kemampuan dalam merencanakan diri untuk masa depannya. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan bagaimana menyusun perencanaan diri untuk masa depan mereka. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan andikpas dalam menyusun perencanaan diri. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 andikpas. Hasil kegiatan  terjadi peningkatan pengetahuan tentang orientasi masa depan dan kemampuan andikpas dalam penyusunan perencanaan diri. Melalui program pelatihan orientasi masa depan ini ternyata dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan bagi andikpas dalam merencanakan diri mereka dalam menghadapi masa depan dan memberikan gambaran dan acuan untuk andikpas dalam menghadapi masa depan mereka setelah keluar dari LPKA. Kata kunci : Andikpas, LPKA,  masa depan, perencanaan diri, remaja.
Pemberdayaan Remaja Sebagai Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA dan Pencegahan HIV/AIDS Citra Windani Mambang Sari; Mamat Lukman; Desy Indra Yani
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.763 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17130

Abstract

Tingginya angka kejadian penyalahgunaan NAPZA dan angka HIV/ AIDS pada remaja masih menjadi perhatian dunia untuk terus berupaya mengatasinya. Remaja Babakan Surabaya sebagian besar mempunyai pengetahuan baik tentang NAPZA dan HIV/AIDS tetapi masih ada yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentag NAPZA dan HIV/AIDS. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat  adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang NAPZA dan HIV/ AIDS di Kebon Kangkung dan Babakan Surabaya Kota Bandung. Metode penelitian dengan menggunakan quasi eksperimen dengan 17 remaja dari wilayah kerja Puskesmas Babakan Surabaya. Kuesioner pengetahuan dibuat berdasarkan Kementerian kesehatan. Analisis menggunakan Wilcoxon. Hasil pengabdian ini adalah rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada remaja (Median=15, IR=6) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah (Median=19, IR=6). Hasil PKM adalah adanya perbedaan signifikan terhadap pengetahuan remaja tentang NAPZA dan HIV/AIDS di Kelurahan Kebon Kangkung dan Babakan Surabaya Kota Bandung setelah diberikan pendidikan kesehatan (p=0.007). Saran dari pengabdian ini diharapkan puskesmas dapat melanjutkan dengan memfasilitasi remaja membentuk kegiatan-kegiatan pencegahan NAPZA dan HIV AIDS di kelurahan Babakan Surabaya.
Penguatan Kapasitas Petugas Kesehatan Dalam Mengaplikasikan Terapi Komplementer Pasien Tuberkulosis Paru Hesti Platini; Sandra Pebrianti; Kosim K
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.126 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18634

Abstract

Petugas kesehatan merupakan seseorang yang berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan diantaranya kasus tuberkulosis paru. Petugas kesehatan bukan hanya sebagai rujukan kesehatan tetapi harus mengetahui mengenai dasar dari terapi selain farmakologi untuk menangani masalah yang menyangkut penyakit tuberkulosis paru. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dalam penguatan kapasitas petugas kesehatan untuk mengaplikasikan terapi komplementer dalam mengatasi mual dan muntah pada pasien tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Pasundan Garut. Metode kegiatan ini yaitu pendidikan kesehatan kepada petugas kesehatan berupa pelatihan terapi komplementer untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien tuberkulosis paru. Kegiatan ini dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga penyusunan laporan. Hasil pengukuran pengetahuan yaitu pretest dan posttest. Data kemudian dianalisis dengan nilai mean, dan dependent t-test. Hasil menunjukan rata-rata terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan dengan skor sebelum pelatihan 64,44 (SD = 21, 15); dan rata-rata skor setelah dilakukan pelatihan 82,00 (SD = 13,02) dengan rata-rata peningkatan skor 17,72 (SD = 21, 11) dan nilai p=0,000. Dengan kegiatan ini pengetahuan petugas kesehatan dapat meningkat dalam mengaplikasikan terapi komplementer untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien tuberkulosis paru. Kata kunci: Petugas kesehatan, terapi komplementer, tuberkulosis paru
Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Retasari Dewi; Preciosa Alnashava Janitra; Nindi Aristi
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.217 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18721

Abstract

Tujuan dari kegiatan “Penyuluhan Literasi Digital: Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Informasi Kesehatan Bagi Masyarakat Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung” ini adalah guna mengetahui media apa saja yang dapat digunakan oleh masyarakat desa Tarumajaya dalam pencarian informasi kesehatan dan bagaimana masyarakat desa mengelola media dalam pencarian informasi kesehatan. Sejumlah 48 orang masyarakat desa yang terdiri dari ibu PKK dan aparatur desa mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Penyuluh yang terlibat berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang memiliki keahlian dibidang penyuluh literasi digital. Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan permainan. Hasil dari kegiatan penyuluhan ini adalah peserta sudah aktif menggunakan mesin pencarian secara daring untuk berbagai informasi, peserta juga mengenal aplikasi percakapan daring dan beberapa diantaranya telah memiliki akun media sosial Facebook dan Instagram. Dengan adanya penyuluhan ini peserta dibekali pengetahuan dan tips untuk mengkritisi sebuah informasi kesehatan yang mereka peroleh di internet serta ciri-ciri informasi bohong (hoax). Kata kunci: Hoaks, informasi kesehatan, literasi digital, pencarian informasi.
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga Iwan Shalahuddin; Udin Rosidin; Furkon Nurhakim
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.815 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.16859

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga.Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. Tujuanya untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Hasil penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan warga masyarakat tentang PHBS tatanan rumah tangga yaitu dari 40% warga yang memahami sebelum penyuluhan menjadi 90% warga memahaminya. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku warga dalam melaksanakan PHBS tatanan rumah tangga yang diawali dari keluarga. Kata kunci: PHBS, tatanan rumah tangga, warga masyarakat, pengetahuan.
Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Balita Fanny Adistie; Valentina Belinda Marlianti Lumbantobing; Nenden Nur Asriyani Maryam
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.249 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18863

Abstract

Salah satu masalah kesehatan terkait pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita yang dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka pendek maupun jangka panjang adalah stunting. Saat ini, pemerintah berusaha menanggulangi stunting dengan upaya intervensi gizi spesifik. Agar program tersebut dapat berjalan dengan efektif maka deteksi dini anak dengan stunting penting untuk dilakukan selain pemberian stimulasi tumbuh kembang yang tepat bagi anak. Berdasarkan data Puskesmas Jatinangor di Desa Cipacing terdapat 14 anak yang berada pada status stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting serta stimulasi tumbuh kembang pada anak. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan dengan total sampel sebanyak 31 orang. Kegiatan pemberdayaan berupa satu hari pelatihan yang terbagi dalam 3 sesi dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab serta demonstrasi dan re-demonstrasi oleh para kader kesehatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan para kader kesehatan yaitu sebelum dilakukan kegiatan sebanyak 61,3% kader memiliki pengetahuan yang baik dan setelah dilakukan kegiatan meningkat menjadi sebanyak 93,5%. Selain itu, hasil uji statistik menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pada pengetahuan kader kesehatan setelah dilakukan intervensi (p = 0,000). Namun, untuk aspek psikomotor yang diukur setelah dilakukan pelatihan, didapatkan hampir setengah dari jumlah responden masih berada pada kategori kurang baik. Maka dari itu, diharapkan kegiatan pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting serta stimulasi tumbuh kembang pada anak sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan dengan bekerja sama bersama pihak-pihak terkait, sehingga diharapkan memberikan kontribusi atas terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada umunya dan anak pada khususnya. Kata kunci: Balita, deteksi dini, kader kesehatan, stunting.
Upaya Peningkatan Kewaspadaan Universal Bagi Petugas Puskesmas Neti Juniarti; Hartiah Haroen; Raini Diah Susanti
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.212 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17330

Abstract

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan sindrom penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi menyebabkan penyakit ini sangat ditakuti oleh masyarakat.Meningkatnya prevalensi HIV/AIDS berarti meningkat pula resiko tenaga kesehatan yang dapat tertular HIV/AIDS, khususnya bila kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh tidak dilaksanakan terhadap semua pasien.Mengingat pentingya pelaksanaan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi tenaga kesehatan maka upaya peningkatan kewaspadaan universal bagi tenaga puskesmas menjadi landasan utama dalam Pengabdian Masyarakat ini. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Puskesmas Jatinangor Kecamatan Cikeruh Kabupaten Sumedang. Peserta yang hadir sebanyak 31 orang. Kegiatan ini  bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan tindakan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi petugas Puskesmas Jatinangor sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS pada tenaga kesehatan. Dengan adanya kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi petugas puskesmas maupun bagi masyarakat untuk mencegah penularan HIV/AIDS di wilayah Jatinangor khususnya, dan di Kab. Sumedang pada umumnya. Rancangan kegiatan upaya peningkatan kewaspadaan adalah pemberian edukasi dengan pretest dan posttest disain yang dilakukan pada petugas puskesmas yang berjumlah 31 orang. Hasil kegiatan penyuluhan ini berhasil untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan tentang kewaspadaan universal, hal ini terbukti dari peningkatan hasil pre test tingkat pengetahuan 60% menjadi 100% pada saat post test. Untuk sikap pada saat pre test 6,25% menyatakan sangat setuju dan 18,75% menyatakan setuju bahwa memakai sarung pada saat melakukan tindakan merepotkan. Setelah post test masih ada 8% peserta yang menyatakan bahwa memakai sarung tangan merepotkan. Sebanyak 44% menyatakan tidak setuju dan 56% menyatakan sangat tidak setuju kalau memisahkan sampah medis dan non medis merepotkan. Simpulan kegiatan pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan dan sikap hampir seluruh petugas kesehatan di Puskesmas. Kata kunci:  HIV/AIDS, kewaspadaan universal, pendidikan kesehatan.
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini Tuberkulosis pada Anak Sekolah Ikeu Nurhidayah; Henny Suzana Mediani; Ai Mardhiyah
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.705 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17125

Abstract

 Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Saat ini Kabupaten Cirebon menjadi kabupaten ke-empat dengan jumlah penderita TB dewasa terbanyak di Jawa Barat, yang akan berimplikasi pada peningkatan jumlah anak yang menderita tuberkulosis. Angka penemuan kasus TB anak di Kabupaten Cirebon masih rendah, terutama pada anak sekolah, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas guru sekolah dalam melakukan deteksi dini TB pada anak sekolah. Kegiatan ini berupa pemberdayaan guru sekolah dasar dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, yakni sejumlah 25 orang guru sekolah. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor guru dalam melakukan deteksi dini TB pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 46 (SD: 0,46), dan rata-rata skor pengetahuan guru setelah dilakukan kegiatan adalah 97,6 (SD: 0,21), dengan rata-rata peningkatan skor 50, 92 (SD: 0,45), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil screening menunjukkan jumlah siswa yang dicurigai mengalami TB dan perlu pemeriksaan lebih lanjut adalah sebesar 52 siswa (8.5%) dari 612 siswa yang dilakukan screening. Hasil kegiatan ini merekomendasikan puskesmas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak. Kata kunci: Anak sekolah, guru, pemberdayaan, tuberculosis.
Pembentukan Self Help Group Keluarga Orang Dengan Ngangguan Jiwa (ODGJ) Efri Widianti; Taty Hernawaty; Titin Sutini; Aat Sriati; Nur Oktavia Hidayati; Imas Rafiyah
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.159 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17884

Abstract

Kondisi yang dialami oleh klien gangguan jiwa seringkali menyebabkan ketakutan dan kecemasan pada keluarga dan masyarakat sehingga diperlukan suatu upaya untuk bisa membantu keluarga beradaptasi dengan proses perawatan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Proses adaptasi keluarga lebih cepat diwujudkan ketika keluarga dengan masalah yang sama berkumpul dan sharing untuk mengatasi masalah yang sama dalam sebuah kelompok swabantu yang disebut self help group. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memfasilitasi pembentukan self help groups keluarga klien gangguan jiwa di wilayah kerja puskesmas Sukamerang Kabupaten Garut. Tahapan dalam kegiatan terdiri dari sosialisasi kegiatan nersama tokoh masyarakat setempat, pelatihan kader kesehatan, psikoedukasi keluarga, terapi suportif keluarga, dan proses pembentukan self help group. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah psikoterapi kelompok (group therapy) yang dimana dalam kelompok tersebut dilaksanakan diskusi, sharing experience, role play, dan tanya jawab. Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terbentuknya self help group atau kelompok swabantu pada keluarga klien dengan gangguan jiwa. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah self help group yang terbentuk pada keluarga klien dengan gangguan jiwa merupakan suatu cara untuk menurunkan dampak psikososial pada keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa dan meningkatkan adaptasi dan produktifitas keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah Kata Kunci: Gangguan jiwa,  kelompok swabantu,keluarga, self help group.

Page 1 of 1 | Total Record : 10